Jumat, 10 Juni 2011 | By: isna dian krisnandi :)

MASA SMP :)

SMP N 4 YOGYAKARTA dimana aku bersekolah saat duduk dibangku smp . ini diaa

aku cinta SMPku , aku cinta orang orang yang ada disana, aku senang dengan kenanganku disana :)
saat bersama teman-teman. masa dimana pembentukan kepribadianku terjadi, peralihan dari seorang anak sekolah dasar, mulai mengenal berbagai arti persahabatan . arti egois, arti saling menghargai, dan bertoleransi. aku senang masa remajaku diisi dengan teman-teman sepertimu :D

SAAT PESANTREN KILAT


SAAT ADA SELEKSI ATLET SENAM AEROBIC


SAAT PEMBUATAN KUE



saat temanku memberikan kado untuk pacarnya
saat harus menjadi penari di pembukaan PEKAN OLAHRAGA
MENARI TRADISIONAL UNTUK LOMBA ANTAR KELAS

SAAT PENCARIAN LOKASI UNTUK FOTO BTS(buku tahunan) :)
SAAT PEMOTRETAN BUKU TAHUNAN



BERENANG BERSAMA
DAN SAAT PERPISAHAN ITU TIBA DISUATU ACARA PERPISAHAN SEKOLAH
SEKARANG aku sudah duduk dibangku SMA tepatnya bangku MAN YOGYAKARTA 1 dan menemukan teman-teman baru


TETAPI aku ga akan melupakanmu teman-temanku SMP dan semua KENANGAN INDAH :')

CERPENKU :D

Inilah Cobaan Hidupku
Namaku Dian, aku adalah anak berusia 13 tahun yang sudah tidak mempunyai Ayah. Aku hidup hanya bersama Ibu. Mungkin hidupku tidak seberuntung anak-anak kota yang dapat bersekolah dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya. Awalnya, kehidupanku baik-baik saja sebelum Ayah pergi meninggalkan kami, mungkin Ayah bosan dengan kehidupan kami yang serba pas-pasan ini, ia akhirnya memilih pergi dengan pengusaha wanita yang tentunya dapat menjamin kehidupan Ayah. Sejak saat itu kehidupan kami berubah total, dulu aku masih dapat bersekolah, namun karena faktor ekonomi keluarga kami yang sangat  tidak mencukupi ini, akhirnya aku memilih berhenti dan membantu Ibu bekerja. Tetapi ternyata setelah Ayah meninggalkan Ibu, Ibu sering sakit-sakitan dan sekarang sudah tidak mampu untuk bekerja. Itulah awal mula kehidupan aku saat ini, aku hanya dapat meminta-minta dipinggir jalan. Ya, itulah aku, seorang anak jalanan yang hidupnya tergantung oleh orang lain.
****
            Suatu saat, aku merenung dipinggir jalan, “Kenapa aku harus menjadi anak peminta-minta? Dimana harga diriku?” kataku sambil menundukkan kepala kemudian berjongkok selagi menunggu lampu merah akan menyala. Dan akhirnya senja telah tiba, saatnya pulang dan membeli makanan untuk Ibu dan aku. Hanya dua bungkus roti yang dapat aku beli. Sesampainya dirumah, aku melihat Ibu yang sedang menangis di dalam kamarnya, dan aku pun mulai menghampirinya.
            “Bu, mengapa Ibu menangis? Apa karena masalah Ayah lagi?” tanyaku kepada Ibu sambil menaruhkan tanganku di bahunya.
            “Ibu tidak apa-apa. Ibu hanya sedang memikirkan bagaimana nasib kita?” jawabnya, sambil menghapus air matanya.
            “Memangnya, kenapa dengan nasib kita? Dian sudah rela menjadi pengemis, asalkan Dian bisa melihat Ibu makan dan sehat. Dian rela melakukan apapun asal Ibu bahagia.” gumamku.
           


1

“Bukan itu yang Ibu maksud. Tetapi tadi pemilik rumah ini datang kemari untuk menagih uang sewa rumah, kita sudah tidak membayar selama 3 bulan. Dan kita hanya memiliki waktu 1 minggu untuk melunasinya.” jawab Ibu yang kembali meneteskan air matanya.
            Aku hanya bisa terdiam meratapi nasib dan kemudian memeluk Ibu. Setelah itu Ibu memintaku untuk mengambil air wudlu dan bergegas untuk sholat berjamaah. Aku melihat betapa Ibu berdoa dengan sangat sungguh-sungguh.
****
            1 minggu telah berlalu, dan orang itu datang lagi untuk menagih tunggakan uang sewa rumah kami. Sampai sekarang aku dan Ibu masih belum memiliki uang untuk membayarnya. Akhirnya dengan sangat kasar dan tidak sopan, kami diusir dari tempat itu. Betapa sedihnya Ibu saat itu, sungguh berat rasanya meninggalkan rumah itu melihat banyak kenangan yang terjadi saat suka dan duka bersama Ayah.
            Kami berjalan terus tanpa mengenal lelah. Sampai akhirnya kami menemukan tempat tinggal dimana orang-orang yang tidak mampu hidup disana. Kami bergegas menghampiri mereka dan meminta ijin agar diperbolehkan untuk tinggal disana bersama mereka. Aku tidak menyangka, ternyata mereka begitu ramah dan dengan senang hati menerima kita untuk tinggal disana. Inilah awalnya aku mulai memiliki teman yang bernasib sama denganku, disinilah, di bawah jembatan. Walau begitu aku sudah cukup bersyukur karena aku masih memiliki seorang Ibu yang tegar dan sabar menerima ini semua. Teman-temanku membantu aku untuk mencari kardus guna membuat rumah sederhana di bawah jembatan itu.
            Keesokan harinya, aku dan teman-teman bersiap-siap untuk mencari uang, dengan apalagi kami makan kalau bukan dari hasil mengemis. Melihat Ibu yang sedang bekerja membanting tulang, aku menjadi lebih bersemangat lagi. Setelah aku berpamitan kepada Ibu, aku  langsung menjumpai teman-temanku yang sudah menunggu aku sejak tadi. Jiwa sosial mereka sangatlah besar.  
****
           

2
Hanya ini kunyanyikan senandung lagu dariku untuk Mama. Hanya sebuah lagu sederhana, lagu cintaku untuk Mama.”  hanya itu sepenggal lagu yang aku ingat dan sering aku nyanyikan bila aku sedang meminta-minta uang. Akhirnya teman-teman mengajakku untuk menghitung hasil yang aku dapatkan dan setelah itu pulang. Ternyata aku hanya bisa mendapatkan uang Rp 5.100,00 hanya itu yang aku dapatkan. Mungkin aku harus bekerja lebih giat lagi agar dapat membuat Ibu senang.
“Hai, kau kenapa?” tanya Tania salah satu temanku yang paling banyak bicara.
“Aku tidak apa-apa, hanya saja aku kurang beruntung hari ini.” jawabku.
“Oh, karena uang yang kau dapat hanyalah sedikit?” tanyanya begitu heran.
“Iya, tapi mungkin ini karena aku kurang bersemangat.” gumamku dengan wajah yang ditekuk.
“Sudahlah, masih ada lain hari untuk mendapatkan yang lebih baik lagi.” sambung Endah, dan temanku yang satu ini pandai sekali berdebat.
Ternyata berteman bersama mereka sungguh menyenangkan, dan tidak terasa ternyata kami sudah sampai di rumah masing-masing. Sesampainya dirumah, Ibu sedang menghidangkan makan malam untukku, walaupun hanya dengan mie instan tetapi aku bangga karena itu adalah hasil keringatku sendiri.
“Makanlah nak, pasti kau sudah lapar sekali.” sapa Ibu dengan sangat ramah.
            Tiba-tiba terdengar suara keras yang mengagetkan seluruh penghuni bawah jembatan. “Pergi kamu, dasar anak tidak pernah diuntung! Buat apa ayah membesarkanmu kalau kau tidak bisa mengahasilkan apapun!” seketika itu para warga berhamburan keluar rumah dan menghampiri asal suara tersebut.
            Ternyata ia adalah Pak Rio yang sedang memarahi anaknya, karena anaknya tidak mendapatkan uang yang cukup untuknya. Untuk apalagi kalau bukan berjudi. Anak Pak Rio adalah Agung, ia anak yang rajin beribadah, dan pemalu. Aku sempat berkenalan dengannya walau ia tidak pernah ingin menatapku.
            “Hei, kau apakan anakmu yang tidak bersalah itu?” tanya seorang warga yang sudah sangat kesal dengan sikap Pak Rio yang setiap kali memarahi anaknya sendiri.
            “Apa urusanmu, dia anakku. Dan kau tidak perlu ikut campur! Bubar kalian semua!” jawabnya dengan sangat lantang.
           
3
Semua warga kembali kerumah masing-masing karena memang hari sudah sangat larut.
            Pagi-pagi sekali ternyata teman-teman sudah menghampiriku, dan aku pun bergegas untuk menemui mereka. Di sepanjang perjalanan, teman-teman hanya membicarakan kejadian semalam.
            “Kasian ya Agung, menurutku dia tidak salah apa-apa. Pak Rio memang orang yang kejam.” kata Tania yang sejak tadi tidak dapat berhenti berbicara.
            “Kabarnya itu, Pak Rio begitu karena dia merasa Agung adalah penyebab kematian ibunya.” sahut Endah menyambung.
            “Mengapa begitu?” tanyaku dengan sangat ingin tahu.
            “Jadi begini kata ayahku, ibu Agung meninggal dunia saat melahirkan Agung.” jawab Tania dengan sangat antusias.
            “Tapi waktu itu Agung masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Jadi, kenapa dia harus di salahkan?” tanyaku yang sejak tadi belum mengerti apa maksud dari teman-temanku.
            “Sudah-sudah, buat apa kita membicarakan orang lain. Lebih baik sekarang kita mencari uang saja! Lihat itu, lampu merah sudah menyala.” sambung Endah yang sudah malas membicarakan Agung.
****
            Sudah berhari-hari aku masih saja ingin tahu apa yang telah terjadi oleh keluarga Agung. Kata Ibu, Pak Rio masih belum bisa menerima kepergian istrinya, dan melampiaskannya terhadap Agung. Setiap hari Pak Rio hanya bisa berjudi, dan enggan bekerja, jadi ia hanya mengandalkan dari hasil kerja keras anak satu-satunya itu. Dan kata Ibu, aku tidak boleh terlalu ikut campur dengan urusan keluarga Pak Rio, karena Pak Rio orang yang sangat tidak suka ada orang lain yang suka ikut campur dengan masalah keluarganya.
            Saat matahari mulai terbit, aku pun bergegas untuk menuju perempatan yang sering aku dan teman-teman kunjungi. Di perjalanan, aku melihat ada anak yang sedang merenung dibawah pohon. Aku pun menghentikan langkahku, dan mencoba menghampiri anak itu.
            “Hei, sedang apa kau ada disini?” tanyaku agar aku dapat melihat wajahnya.
4
 5 menit telah berlalu, anak itu tidak juga menjawab pertanyaanku, dan berpaling menatapku. Sungguh heran aku saat itu, untung saja saat itu aku sedang sendiri, kalau tidak pasti Endah dan Tania sudah menyuruhku untuk meninggalkan anak ini sendirian.
            “Apa kau mendengarku?” tanyaku kembali dan mulai untuk menyentuh bahunya. Hanya 5 detik tangan ku berada di bahunya, anak itu langsung menggerakkan badannya agar tanganku menyingkir darinya dan ia pun menolehkan wajahnya. Aku tersentak melihat anak itu, ternyata ia adalah Agung.
            “Agung, kau tidak apa-apa?” tanyaku dengan sangat khawatir. Tetapi sepertinya ia tetap saja tidak mau menjawab.
            “Hei, apa kau tidak mempunyai telinga untuk mendengar dan mulut untuk menjawab?” tanyaku dengan kesal.
            “Dasar orang aneh, tidak ada kerjaan lain ya?” jawabnya dengan sangat kesal.
            “Aku hanya khawatir dengan kau soal kejadian malam itu.” jawabku menjelaskan.
            Belum sempat ia menjawab, Tania dan Endah sudah menemukanku, karena ternyata sejak tadi mereka telah mencariku.
            “Dian, buat apa kau ada disana? Buang-buang waktu saja.” kata Tania yang sudah siap untuk memarahiku.
            “Iya, kau kurang kerjaan, padahal kerja kamu kan masih banyak, jadi buat apa kau hanya diam disitu bersama orang yang sudah jelas tidak akan menanggapimu.” sahut Endah menyambung.
            “Hei, kalian berdua kenapa sih? Aku hanya ingin memastikan apa dia baik-baik saja atau tidak.” jawabku dengan sangat kecewa.
            “Kenapa, kamu suka sama Agung?” sambung Tania dengan sangat emosi.
            Belum sempat aku menjawab, Agung sudah pergi meninggalkan kami. Aku sungguh khawatir dengan dia, kira-kira apa dia masih sering dihukum oleh Ayahnya? Pikirku dalam hati.
            “Ayo cepat nanti keburu siang! Jangan melamun terus.” bentak Endah.
            Sesampainya di perempatan, mereka berdua segera meminta-minta. Tetapi aku tetap saja mencari Agung, mungkin saja ia juga mencari uang di tempat ini.
            “Dian sudahlah, buat apa kau memikirkan Agung, dan belum tentu ia
5
memikirkanmu juga.” tegur Endah.
            “Iya-iya, aku akan segera mencari uang.” jawabku dengan sangat kecewa karena ternyata Agung sudah tidak mencari uang disini.
            Setelah selesai, aku pun menghitung hasil pendapatan, tetap saja hanya mendapat sedikit. Aku pun mulai menuju rumah dan melewati rumah Agung.
            “Dian, tunggu!” seru orang yang sedang memanggil dibelakangku.
            Aku pun menoleh kebelakang, dan aku tidak menyangka ternyata yang memanggilku adalah Agung. Ternyata dia bisa juga memanggil namaku, tetapi seperti biasa, ia tak pernah mau menatap wajahku, seburuk apa sih aku?
            “Ada apa?” tanyaku.
            “Aku hanya ingin minta maaf soal kejadian tadi pagi yang sudah kasar kepadamu, tetapi aku tidak bermaksud untuk…” belum sempat ia melanjutkan Endah langsung memotong pembicaraan kami berdua.
            “Sudah-sudah, sekarang sudah sore. Ayo kita pulang! Maaf ya Gung, kami harus pulang.” kata Endah yang sangat mengecewakanku.
            Agung hanya menunduk sambil mangangguk-angguk. Akhirnya aku ditarik Endah untuk segera pulang kerumah. Dan Tania, ia hanya diam malihat kejadian tadi.
****
            Sesampainya dirumah Ibu segera mendatangiku.
            “Nak, ada apa denganmu hari ini?” tanya Ibu seperti mengetahui yang telah terjadi tadi sore.
            “Dian tidak apa-apa Bu.” jawabku dengan gelisah.
            “Ibu tahu, pasti kejadian tadi sore?” katanya dengan sangat yakin.
            “Ibu melihatnya?” tanyaku malu.
            “Iya, tadi Ibu tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian sewaktu akan kewarung membeli makan buat kamu. Dan Ibu rasa, kelakuan Tania dan Endah seharusnya tidak perlu seperti itu. Sebaiknya, kamu nasehati mereka berdua. ” jawab Ibu menjelaskan.
            Aku hanya bisa terdiam dan segera menyelesaikan makan. Dan Ibu kembali ke dapur untuk membuatkan aku minum. Setiap malam tidak pernah terlewatkan suara Pak Rio yang sedang memarahi Agung. Aku dan Ibu hanya bisa menggelengkan kepala,
6
kenapa Pak Rio dapat setega itu kepada anak kandungnya sendiri?
            Keesokan harinya, aku dan Ibu terkejut mendengar suara Pak Rio yang begitu keras memanggil nama Agung. Semua warga terkejut dan menghampiri Pak Rio.
            “Ada apa pak?” tanya seorang ibu-ibu yang sedang menyapu halaman rumah kardusnya.
            “Begini, itu si Agung pergi bermain hingga tak pulang kerumah dan tidak menyetorkan hasil kerjanya.” jawab Pak Rio dengan kesal.
            “Bertobatlah Pak Rio, karena Agung selama ini adalah anak yang baik dan tidak sepatutnya anda menghukum Agung seperti itu.” jawab warga lain yang juga cemas mencari Agung.
            “Alah, tahu apa kalian tentang keluarga saya!” jawab Pak Rio dengan sangat lantang dan keras. Setelah itu Pak Rio segera meninggalkan warga dan kembali mencari Agung.
Sudah 5 hari Agung menghilang, dan aku merasa bersalah kepadanya, mengapa sore itu aku meninggalkam dia sendirian. Sekarang Pak Rio sudah menyesal atas kesalahannya selama ini. Pak Rio hanya bisa meratapi nasibnya, seperti orang yang sudah kehilangan akal sehatnya. Dan kehidupanku berlangsung seperti biasa dan apa adanya.
“Dian, kau kenapa?” tanya Tania heran, karena semenjak Agung hilang aku jadi sering sekali melamun.
“Aku hanya kepikiran oleh Agung, apa dia baik-baik saja atau justru sebaliknya?” jawabku lesu.
“Dian, dengerin aku, kita tidak boleh ikut campur oleh keluarga mereka. Kamu tahu sendiri, bagaimana sikap Pak Rio. Aku dan Tania tidak ingin kamu celaka.” Sambung Endah menjelaskan.
“Kalian berdua itu sudah keterlaluan, Agung butuh teman, dia butuh kita.” jawabku sangat emosi dan segera pergi meninggalkan mereka.
****
10 tahun telah berlalu, dan Agung belum juga di temukan.
            Hari ini warga sangat terkejut melihat ada orang kaya yang masuk lingkungan kami, dan semua warga ingin mengetahui siapa dia. Jaket bewarna hitam, sepatu
7
bermerek, dan kaca mata yang menutupi kedua matanya. Belum sempat aku memperhatikan ia lebih jauh, pemuda itu segera menuju kepadaku dan menarik lenganku.
            “Lepas, anda ini siapa? Jangan mentang-mentang anda orang kaya lalu anda dapat memperlakukan saya seperti ini.” kataku dengan sangat tegas agar orang ini bisa melepaskan lenganku.
            Dan akhirnya ia melepaskan tanganku, dan segera melepaskan kaca mata hitamnya. Aku terkejut, dan aku pun tersentak kebelakang. Dia adalah Agung.
            “Dian, beritahu aku dimana Ayahku berada?” tanya Agung dengan lirih.
            “Bagaimana kau bisa menjadi seperti ini?” tanyaku heran.
            “Ceritanya sangat panjang, nanti akan aku ceritakan setelah aku bertemu Ayah.” jawabnya bersemangat karena sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan Ayahnya.
            Akhirnya dengan sangat terpaksa aku menunjukkan dimana sekarang Ayahnya berada. Dan akhirnya aku sampai pada suatu tempat.
            “Dian, aku ini ingin berjumpa dengan Ayahku. Kenapa kau membawaku ketempat seperti ini?” tanyanya sangat heran.
            Kemudian aku pun tak bisa berkata apa pun, dan segera menunjuk suatu nama yang tertera pada suatu benda. Belum lama aku menunjukkan benda yang bertuliskan nama Pak Rio, air mata Agung sudah mengalir dengan semua penyesalannya selama ini.
            “Ayah……” sesal Agung karena selama ini telah meninggalkan Ayahnya.
            Ayah Agung, sudah meninggal dunia 7 tahun yang lalu karena gantung diri. Pak Rio sangat menyesal atas perbuatannya terhadap anak kandungnya sendiri. Akhirnya Pak Rio sudah tidak tahan dengan keadaan yang menimpa keluarganya, dan memilih untuk menyusul istrinya yang tak lain adalah Ibu Agung. Aku pun segera membawa Agung kerumah dan aku ingin mendengar semua cerita yang Agung alami selama ini sehingga menjadi orang sukses seperti sekarang.
            “Begini awal mulanya, sore itu setelah aku bertemu denganmu, aku pun menjadi putus asa karena aku berfikir sudah tidak ada lagi orang yang sayang padaku. Sampai akhirnya, aku memilih untuk menghabisi hidupku dengan terjun ke sungai yang dalam dipinggir perumahan Asri di seberang sana. Tetapi datanglah seorang bapak-bapak yang menahanku, dan jadilah aku seperti ini. Bapak itu mengangkatku menjadi anak
8
angkatnya, ia sangat merawatku dengan baik dan menyekolahkan aku. Kapan-kapan aku akan mengenalkan ayah angkatku kepadamu, kamu mau kan?” jelasnya panjang lebar. Dan hari pun semakin larut, Agung segera berpamitan dengan Ibu dan aku, lalu ia bergegas pulang.
****
            Berhai-hari telah berlalu, dan akhirnya Agung pun datang lagi dengan membawa seorang bapak-bapak yang sepertinya aku telah mengenalnya.
            “Dian, perkenalkan dia ini Ayah angkatku.” jelas Agung.
            “Perkenalkan, nama sa…..” belum sempat melanjutkan orang itu  terkejut.
            Dan akupun makin terkejut melihat orang itu, belum sempat aku mengucapkan satu kata, Ibu sudah memecahkan gelas yang terjatuh karena Ibu sangat terkejut melihat Ayah angkat Agung adalah Ayahku.
            “Kalian semua ini ada apa?” tanya Agung heran.
            Kami pun hanya bisa terdiam, lalu aku dan Ibu bergegas pergi ke kamar Ibu, tetapi Ayah tetap mengejar kami.
            “Sita tunggu!” teriak Ayahku memanggil nama Ibuku.
            “Sudahlah mas, tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan.” jawab Ibu dengan meneteskan air matanya.
            “Sita dengarkan saya dulu, selama ini saya sudah mencari kamu dan Dian, tetapi saya tetap saja tidak menemukan kalian.” jelas Ayah.
            “Buat apa kamu mencari kami lagi? Belum puas kamu melihat kita seperti ini?” bentak Ibu.
            “Saya ingin keluarga kita menyatu kembali Sita. Kamu, Dian, Agung dan aku.” bujuk Ayah.
            “Semua sudah terlambat.” tegas Ibu yang langsung meninggalkan kami bertiga.
            Aku dan Agung hanya bisa memandang percakapan Ibu dan Ayah. Dan sepertinya Agung sudah mengerti apa yang telah terjadi selama ini. Dan Ayah pun menegurku.
            “Dian anakku, kamu mau kan menerima Ayah kembali?” pinta Ayah.
            “Jujur Yah, Dian sayang sama Ayah dan Ibu, tetapi bagaimana dengan istri Ayah yang sekarang?” kataku meminta penjelasan.
9
            “Dia sudah lama meninggal dunia, dia pun meminta Ayah untuk mencari kalian dan kembali kepada kalian.” jelas Ayah berharap.
            “Dian akan coba membujuk Ibu.” jelasku.
            Dan mereka pun segera pergi. Lalu sesampainya di rumah, aku pun mulai membujuk Ibu dan menceritakan yang sebenarnya telah terjadi. Tetapi aku rasa, Ibu memang butuh waktu untuk mempertimbangkan semua ini.
****
3 hari berlalu dan Ayah datang lagi.
            “Bagaimana Sita, apakah kamu ingin memperbaiki hubungan kita ini? Dan menulis buku baru untuk keluarga kita?” tanya Ayah yang sangat berharap pada Ibu.
            Dan aku pun juga berharap agar Ibu dapat menerima Ayah kembali dan mencoba memaafkan kesalahan Ayah selama ini.
            “Bu, jangan sampai Ibu menyesal dan seperti kejadian Pak Rio lalu!” sambungku meyakinkan.
            Belum sempat Agung melanjutkan, Ibu pun langsung memeluk Ayah. Betapa terkejutnya kami semua yang berada di sana. Aku sangat bahagia karena akhirnya keluargaku dapat berkumpul kembali seperti sedia kala dengan bertambahnya anggota keluarga yaitu Agung.
            Sampai akhirnya, aku pun dapat bersekolah kembali. Tak lupa juga, Tania dan Endah yang sekarang ini telah berubah, juga di biayai oleh Ayah agar dapat bersekolah denganku dan Agung. Hidupku kini sangat di penuhi dengan kasih sayang walaupun aku dan Agung sering sekali bertengkar tetapi sebenarnya kami semua saling menyayangi.
            Dan aku juga ingin menyampaikan bahwa, seorang anak jalanan atau pengemis, juga memiliki perasaan dan harga diri walaupun hidup mereka tergantung terhadap pemberian orang lain. Dan  harus sepatutnya kita semua menghargai usaha dan kerja keras mereka.

SEKIAN


10


buah karya ISNA DIAN KRISNANDI :)

my pets :)

yeyeye , aku paling suka sama yang namanya hamster , hewan kecil, lucu, nggemesin. sukanya mainan sama roda putar, kalo malem aktif tapi kalo siang malah tidur, aku pernah ampe ternak beberapa hamster. susahnya kalo udah disuruh bersihin aquariumnya, kadang kalo males baunya ya ampun. hamster kesayangan aku itu si tuki . ini fotonya:
lucukan , itu dia paling jinak lho, sukanya mainan sama aku, nurut, TUKI juga ga pernah gigit aku. tuki udah pernah dua kali melahir kan . ini anak-anaknya :
lucu yaaa, badannya emang lebih besar dari ibunya :D
aku juga ternak hamster robo, hamster ini lincah banget, ga suka dipegang, larinya kenceng, apalagi kalo mainan roda putar . ini anak-anak robonya

badannya emang relatif kecil dari hamster-hamster lain, tapi ini termasuk jenis yang bagus lho . aku suka liatin anak ROBOnya kalo lagi manjatin pohon mainan yang aku taruh di aquarium ku :D
hahaha lucu banget, hamsterku ada lagi yang jenis PANDA lucu tapi kalo lagi mau membuat anak pasti brisik -____-


hamster emang gitu kalo lagi mau buat anak :D
aku juga punya hewan lagi lho, ayam , lucu aku belinya dipinggir jalan sepulang dari warnet deket runah, harganya cuma 3rb rupiah, hahahaha mau liat?
 hahaha lucu kan? tapi aku ga punya kandang jadi aku taruh kardus waktu itu, terus gara-gara bauk banget , aku tutup deh kardusnya, biasanya si ayam berisik, tapi gatau kenapa pas aku pulang sekolah ayamnya ga ada suaranya, ternyataaaaa
mati deeh :( dan dikubur didepan rumah

huhuhu, itulah hewan hewan kesayanganku :D
Kamis, 02 Juni 2011 | By: isna dian krisnandi :)

MALAS BELAJAR?? -___________-

Empat Penyebab Anak Malas Belajar

 

Berbagai upaya sudah dilakukan agar anak semangat belajar. Tapi, hasilnya justru sebaliknya. Seringkali penyebabnya muncul dari orangtua.
Memahami anak sebagai individu yang sedang menjalani tahapan-tahapan dalam masa pertumbuhannya, diperlukan kesabaran ekstra. Demikian pula ketika mendapati anak yang telah memasuki usia sekolah begitu malas belajar. Mengandalkan guru untuk menyelesaikan masalah? Tentu tak bisa begitu.
Apalagi bila kita menyadari bahwa anak sesungguhnya memulai pendidikannya dari rumah. Sehingga, peran orangtua untuk membantu secara langsung kesulitan yang dialami anak merupakan hal yang sangat penting. Mencari penyebabnya adalah langkah awal untuk menerapkan solusi yang tepat.
Robert D. Carpenter MD adalah seorang peneliti yang pernah mengadakan pengamatan terhadap perkembangan belajar murid sekolah dasar di California, Amerika Serikat. Dalam pengamatannya ditemukan adanya penyebab mengapa anak-anak kerap mengalami masalah dalam belajar yang cenderung membuat mereka jadi malas. Berikut ini empat penyebab yang kerap terjadi dan menyebabkan anak malas belajar.
1. Komunikasi tidak efektif
Ingat, target kita berkomunikasi adalah memastikan bahwa ‘pesan’ yang ingin kita sampaikan kepada penerima pesan (anak) diterima dengan benar. Tentu orangtua ingin agar anak mengerti, menyukai dan melakukan apa-apa yang dipikirkan orangtua. Komunikasi yang efektif juga bisa mengungkapkan kehangatan dan kasih sayang orangtua, misalnya, “Ayah bangga sekali, kamu sudah berusaha keras belajar di semester ini.”
Coba ingat-ingat bagaimana pola komunikasi yang kita bangun selama ini. Sudahkah anak-anak menangkap pesan yang kita sampaikan sesuai dengan yang kita maksud?
Seringkali orangtua lupa menyampaikan ‘isi’ dari pesannya, tapi lebih banyak merembet pada hal-hal yang sebenarnya di luar maksud utamanya. Misal, nilai ulangan harian anak di bawah rata-rata teman sekelasnya. Tanpa bertanya terlebih dulu kepada anak kenapa nilainya jelek, Ibu langsung komentar, “Itulah akibatnya kalau kamu nggak nurut Ibu. Main melulu sih. Ibu tuh dulu waktu sekolah nggak pernah dapat nilai 6. Kamu kok nilainya jelek begini. Gimana sih?” Apa inti pesan yang disampaikan Ibu? Anak salah karena nilainya jelek dan semakin salah karena Ibu selalu membandingkan anak dengan keadaan Ibunya sewaktu sekolah. Akibatnya, anak akan berpendapat, “Ah, nggak ada gunanya bilang ke Ibu kalau nilai jelek. Nanti pasti dimarahin.”
Padahal, mengetahui nilai anak yang di bawah rata-rata buat orangtua sangat penting untuk mengevaluasi penyebabnya. “Wah, nilai anak saya untuk mata pelajaran matematika kenapa selalu jelek ya? Apa yang perlu dibantu?” Sederet pertanyaan itu bisa terjawab bila kita berkomunikasi secara efektif, bukan menyalah-nyalahkan anak. Bila penyebab bisa segera diketahui, maka orangtua bisa mencari solusinya dan melakukan perbaikan.
Komunikasi yang tidak efektif yang berjalan selama bertahun-tahun, pastinya akan berdampak negatif pada pembentukan karakter anak. Padahal, salah satu fungsi komunikasi adalah untuk mengenal diri sendiri dan orang lain. Bisa dipastikan pola seperti itu akan membuat anak bingung dalam mengenali dirinya sendiri dan orangtuanya. ‘Apa sih sebenarnya maunya Ayah/Ibu?’ Kebingungan ini mengakibatkan dalam diri anak tidak tumbuh motivasi kuat untuk berprestasi, toh mereka tak tahu apa gunanya mereka belajar.
2. Tak terbantahkan
‘Pokoknya kamu harus ranking satu. Dulu, ayah sekolah jalan kaki, tapi selalu ranking satu. Kenapa kamu nggak bisa?’ Menekankan dengan kalimat, ‘pokoknya’, ‘seharusnya’, dan kata sejenis lainnya menunjukkan tidak adanya celah untuk pilihan lain.
Orangtua yang tak terbantahkan membuat anak sulit mengemukakan pendapatnya. Bahkan, sulit mengetahui potensi dirinya sendiri, apalagi mengoptimalkan potensinya. Kecenderungan tak terbantahkan ini kalau berlanjut terus bisa menjurus pada upaya memaksakan kehendak orangtua pada anak. Misalnya, “Nanti kamu harus jadi dokter.” Kalaupun akhirnya anak mengikuti kehendak orangtuanya kuliah di fakultas kedokteran, ia akan menjalaninya dengan setengah hati. Bisa jadi, hanya setahun dijalani, selanjutnya keluar karena bertentangan dengan keinginannya. Tentu kita tak ingin ini terjadi bukan?
3. Target tidak pas
Target yang tidak pas, bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi dari kemampuannya. Jangan sampai memaksakan begitu banyak kegiatan pada seorang anak sehingga mereka jadi jenuh dan terlalu lelah. Akibat overaktivitas, banyak anak yang kemudian mulai meninggalkan belajar sebagai kegiatan yang seharusnya paling utama.
Di sinilah peranan orangtua sangat penting, jangan sampai terlalu memaksa anak dengan harapan agar mereka dapat menuai prestasi sebanyak-banyaknya. Mereka didaftarkan pada berbagai macam kursus atau les privat tanpa mengetahui bahwa batas IQ seorang anak tidak memungkinkannya menerima berbagai macam kegiatan yang disodorkan oleh orangtua.
Namun, sebaliknya bagi anak yang memiliki IQ tinggi, juga perlu penanganan khusus, karena mereka tidak cukup dengan target regular untuk anak lainnya. Mereka membutuhkan tantangan lebih supaya potensinya teroptimalkan. Untuk mengetahui potensi ini, orangtua perlu bantuan psikolog.
4. Aturan dan hukuman yang tidak mendidik
Terlalu ketat dalam rutinitas harian bisa menyebabkan akhirnya anak malas belajar. Namun, sebaliknya tanpa membuat rutinitas harian anak tidak terbiasa memiliki jadwal belajar yang harus dipatuhinya. Jalan tengahnya, rutinitas tidak bisa ditetapkan secara sepihak oleh orangtua, namun dibangun bersama-sama.
Membuat aturan juga harus diikuti dengan konsekuensi. Jadi, anak dapat mengerti apa hubungannya antara kepatuhan menjalani aturan dengan konsekuensinya, bukan sekadar hukuman yang tidak mendidik, seperti hukuman cubitan bila dapat nilai jelek
Bagi anak usia SD ke atas, orangtua perlu mendiskusikannya dengan anak. Aturan tersebut ditandatangani dan dipasang di dekat meja belajar. Misal, 1) Belajar sehabis shalat Maghrib sampai Isya; 2) Boleh nonton Avatar pada minggu pagi; 3) Main PS paling lama 2 jam di hari libur; 4) dan seterusnya.
Jangan bosan juga untuk meng-up date kesepakatan dan mengingatkan kalau ada yang melanggar. Ingatkan juga akan konsekwensinya, misalnya “Belajar yuk! Kemarin kita sepakat kan kalau nggak belajar, gimana hayo?”
Biarkan anak menjawab konsekwensinya. Jika aturan itu sudah dibuat bersama, pasti anak ingat akan konsekwensinya. Harapannya, kesadaran untuk belajar akan tumbuh dari dalam diri anak, bukan dipaksakan orangtua. Tidak ada lagi hukuman yang tidak mendidik, karena hukuman akan membuat anak berpikir “Ugh, belajar sangat tidak menyenangkan!”
Mewaspadai empat hal tersebut penting untuk mencegah kemalasan anak semakin parah. Yuk, bantu anak-anak kita agar rajin dan senang belajar.

http://ahzami.wordpress.com/2008/06/13/empat-penyebab-anak-malas-belajar/


Mengatasi Malas Belajar Anak
 Mencari sebab musababnya anak menjadi malas adalah langkah pertama. Saran berikutnya antara lain sbb:

1. Menanamkan pengertian yang benar tentang seluk beluk belajar pada anak sejak dini.
Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak. menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang.

2. Berikan contoh "belajar" pada anak.
Anak cenderung meniru perilaku orangtua. Ketika menyuruh dan mengawasi anak belajar, orangtua juga perlu untuk terlihat belajar (misalnya membaca buku-buku).  Sesekali ayah-ibu perlu berdiskusi satu sama lain, mengenai topik-topik serius (suasana seperti anak sedang kerja kelompok dan diskusi dengan teman-teman, jadi anak melihat kalau orangtuanya juga belajar).

2.
Berikan insentif jika anak belajar. Insentif yang dapat diberikan ke anak tidak selalu harus berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian. Pujilah anak saat ia mau belajar tanpa mesti disuruh
3. Sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak (bukan dalam keadaan mengetes anak, tapi misalnya sembari mengisi tts atau ikut menjawab kuis ). Jika anak bisa menjawab, puji dia dengan menyebut kepintarannya sebagai hasil belajar. Kalau anak tidak bisa, tunjukkan rasa kecewa dan mengatakan "Yah Ade nggak bisa jawab, nggak bisa bantu Mama deh. Ade, di buku pelajarannya ada nggak sih jawabannya? Kita lihat yuk sama-sama". Dengan cara ini, anak sekaligus akan merasa dipercaya dan dihargai oleh orangtua, karena orangtua mau meminta bantuannya.

4.
mengajarkan kepada anak pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak.Misalnya active learning atau learning by doing, atau learning through playing, sehingga anak merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.

5. Komunikasi
Hendaklah ortu membuka diri , berkomunikasi dengan anaknya guna memperoleh secara langsung informasi yang tepat mengenai dirinya.
Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan atau sambil bermain, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya.

6. Menciptakan disiplin.
jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti.

7. Menegakkan kedisiplinan.
Setelah point 6,
Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai meninggalkan rutinitas  yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul).  gunakanlah konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak.

8. 
Pilih waktu belajar terbaik untuk anak, ketika anak merasa segar. Mungkin sehabis mandi sore. Anak juga bisa diajak bersama-sama menentukan kapan waktu belajarnya.

9.
Kenali pola kemampuan dan perkembangan anak kemudian  susunlah suatu jadwal belajar yang sesuai.
dalam hal ini IQ, EQ, kemampuan konsentrasi ,daya serap dll.

10.
Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyamanSetidaknya orangtua memenuhi kebutuhan sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap menarik perhatian.

11. Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak.
Dalam hal ini jika anak sakit/sedih.

Beberapa hal yang tidak kalah pentingnya dalam menyikapi anak yang sedang dilanda malas belajat adalah
1. Orangtua harus menyadari sisi positif sang anak.
Galilah sisi positif anak agar anak menyadari dirinya sendiri untuk mengatasi masalahnya,.
Pernah nggak sih kamu menghadapi PR yang sangat sulit, tapi akhirnya bisa mengatasinya?
Ajak anak untuk mengingat ingat, dan kemudian bercerita. Begitu anak mengingat momen itu, gali lebih jauh. PR apa itu, apa saja kesulitannya, bagaimana dia mengatasinya, dan seterusnya.
Anak akhirnya tersadar bahwa dia bisa mengatasi kesulitan-kesulitannya itu, karena dia memiliki sisi positif tertentu. Sisi itu bergantung dari sang anak. Bisa saja karena kesabaran, keuletan, usaha dia untuk bertanya kepada teman, dan sebagainya.
Perkuat keyakinan anak, atau sadarkan anak. Misalnya dengan mengatakan: Nah, kamu pernah mengalami hal yang seperti ini, dan berarti kamu bisa mengatasinya
2. Gunakan imajinasi anak
Orangtua membantu anak membayangkan, apa yang dia inginkan untuk masa depannya. Baik dalam waktu panjang atau pendek.
Pancing anak untuk membayangkan sesuatu yang menyenangkan jika dia berhasil mengerjakan PR-nya dengan baik., kira-kira apa ya komentar dari guru? Minta dia menggambarkan imajinasinya dengan jelas, apa jadinya jika PR-nya bagus. Mulai dari bagaimana senyum sang guru, komentarnya, dan sebagainya.
3. Mengarahkan anak untu berteman dan "hidup" dalam lingkungan yang baik dan mendukung.
4. Tidak terfokus bahwa belajar hanya berkutat pada buku non fiksi. Gunakan segala hal yang baik yang mampu membuat anak "belajar"tentang segala sesuatu, termasuk permainannya karena dunia bermain adalah dunia anak-anak Pilih dan arahkan permainannya sehingga anak bisa berkembang.
5. Memberikan bekal nilai-nilai religius pada anak
Inilah faktor yang sangat penting ,disamping doa orang tua akan anak-anaknya. Apalagi di jaman yang berkembang dengan pesatnya. Tak mungkin orang tua memberikan pengawasan secara kasat mata terus menerus.Juga kemajuan teknologi. Satu hal yang menjadi jawabnya adalah: beragama dengan baik dan benar.




sumber
http://www.e-psikologi.com/anak/060502.htm
http://www.keluargabahagia.com/artikel.php?act=detail&id=13
keajaibankecil.wordpress.com

INSOMNIA :O

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.


Penyebab

Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
  • Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
  • Bekerja pada malam hari.
  • Sering berubah-ubah jam kerja.
  • Penggunaan alkohol yang berlebihan.
  • Efek samping obat (kadang-kadang).
  • Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).

Gejala

Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan.

 Pengobatan

Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.

 Durasi Tidur dan Kematian

Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.



by : http://id.wikipedia.org/wiki/Insomnia

jerawat? gak banget deh !

Tips cara menghilangkan jerawat dan cara menghilangkan bekas jerawat secara alami  


1. Yang terpenting dan wajib kita lakukan agar terbebas dari yang namanya jerawat adalah selalu rajin membersihkan muka terutama untuk kulit berminyak, apalagi sehabis melakukan aktifitas di luar ruangan. Biasanya debu yang mengandung kotoran akan hinggap ke wajah. Bersihkan dengan kain atau handuk yang bersih setelah cuci muka, karena bakteri suka dengan tempat yang lembab dan hangat. Jangan pakai tangan telanjang, karena sama juga bohong kalau memakai tangan :D .
2. Hindari / minimalkan mengkonsumsi makanan yang mengandung gula (sugar), coklat (chocolate), dan kacang dan juga makanan pedas, berminyak serta makanan berlemak. Makanan-makanan seperti itu akan mengganggu peredaran darah pada tubuh, jadi proses detoxitasi tidak bisa berjalan dengan lancar. Usakan rajin mengkonsumsi sayuran dan buah. Daun kemangi dan daun peterseli (parsley) dipercaya juga bisa mengobati jerawat dari dalam tubuh. Untuk buah, bisa mengkonsumsi apel karena mengandung antioksidan.
3. Rajin berolahraga. Karena dengan berolahraga, panas tubuh akan membuka pori-pori wajah dan mengeluarkan kotorannya. Penjelasannya begini, saat kita olahraga maka peredaran darah kita akan lancar dan proses detoxitasi akan berjalan teratur, jadi darah-darah kotor yang ada di dalam tubuh bisa terbuang.
4. Minum air putih (air mineral) secukupnya.
Kalau bisa, penuhi anjuran para dokter dengan konsumsi air mineral 8 gelas perhari. Karena menurut sebuah sumber yang dapat dipercaya, dengan berolahraga dan minum air putih secara teratur membuat jerawat enggan muncul. Tentunya dibarengi dengan melakukan poin no.1 yaitu memelihara kebersihan wajah dan tubuh. :D
5. Hindari stress.
Menurut banyak sumber yang saya baca, salah satu pemicu jerawat adalah akibat stress. Jadi kalau kamu ingin menghilangkan jerawat atau mencegahnya agar tidak muncul, sebisa mungkin hindari stress. Enjoy aja lagi, nikmati hidup !
6. Memakai masker dari pepaya
Coba buat masker pepaya untuk menghilangkan jerawat secara alami. Caranya, Pepaya yang sudah matang dihaluskan (bisa ditambahkan jeruk nipis), dan pakailah untuk maskeran. Diamkan sampai kering. Kemudian bersihkan dengan air hangat. Lebih baik dilakukan menjelang tidur. Masker pepaya, selain bisa menghilangkan jerawat secara alami, juga mempunyai khasiat menghilangkan komedo dan mencegah wajah kusam. Sebenarnya masih banyak komposisi masker alami yang bisa digunakan untuk menghilangkan jerawat. Misalnya masker tomat dan mentimun, caranya buah tomat atau timun, dipotong tipis-tipis, kemudian diamkan di kulit sekitar 10-15 menit.
7. Jangan pernah memencet jerawat
Bukan malah sembuh, tapi malah bisa menyebabkan noda-noda hitam dan bopeng pada wajah.
8. Rajin buang air besar minimal 1 kali sehari
Selain akibat mengkonsumsi makanan berlemak, pikiran, jerawat juga timbul akibat pembuangan yang tidak lancar. Seperti yang kita ketahui bahwa kotoran /feses itu mengandung zat-zat buangan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Nah, jika tidak terbuang sempurna maka zat-zat buangan tersebut akan menumpuk di dalam tubuh dan berakibat memberikan tambahan racun kepada tubuh kita. Dan racun yang menumpuk itulah yang menjadi salah satu pemicu timbulnya jerawat. Supaya buang air besar (BAB) lancar kita bisa mengkonsumsi makanan berserat dan buah-buahan seperti pepaya. Percaya deh, karena saya dapat tips ini dari guru SD saya yang ketika remaja jerawata dan sudah mencoba banyak cara menghilangkan jerarawat, tapi setelah memakai tips ini jerawatnya bisa hilang. :D



Senin, 25 April 2011 | By: isna dian krisnandi :)

different because mahabhakti

kamis tanggal 21 april 2011, suasana MAN YK 1 pukul 12.00, masjid penuh dengan barang barang yang huh males buat dilihat , memandang kearah jam seakan waktu ingin kuputar hingga mencapai hari minggu pukul 12.00, merasa tak ingin mengikuti perkemahan mahabhakti . tapi mau apa lagi , wajib siih, ah. kebanyakan ngeluh deh jadinya. satu per satu truckpun datang, males banget ngliatnya , upacara apel pemberangkatan selesai, barang udah dimasukin, tinggal orangnya deh dimasukkin ke truck. selesai semua masuk , trucknya brangkat , ya ampun jalannya ga enak banget naik turun , belok belok gak karuan , mual banget rasanya :| .
akhirnya orang -orang diturunin dari truck di sebuah lapangan , kirain itu bupernya, eh gataunya suruh jalan dulu, baru deh nyampe bupernya, ah udah gak karuan, mana jalannya jauh, keringetan sragam pramukanya kan masih dipake buat 3 hari kedepan . naudzubillah. bauknya kaya apa ntar. pukul 18.00 baru deh ampe bupernya , sanggaku hampir aja jadi sangga yang terakhir, akhirnya disuruh pasang tenda, karena sanggaku pada gabisa bisa amat akhirnya jebol deh tu tenda, ya ampun, ampe pada dibantuin sama sangkernya, ckckckck. pengen nangis rasanya. habis diriin tenda, masukin barang-barang ke tenda habis itu istirahat sholat maghrib & isya' gak nyangka kalo habis itu acaranya PTA (penerimaan tamu ambalan) . ya ampun , dimulainya aja suruh lari lari malem malem , ampe suatu lapangan, pas larinya itu sepatu temenku ada yang ketinggal, kasian banget eh :( . ampe lapangan ternyata PTAnya itu dimarah2in , wagu, sangker yang baik jadi galak , aku tau sih akting, tapi nyebelin . mana marah2nya wagu, tapi tetep aja aku takut . hahaha :D
habis PTA selesai , terus mata ditutup pake sleyer, suruh jalan , gatau deh jalan kemana, takut sih , habis tempatnya sepi, serem pula . eh habis suruh jalan dg mata ditutup , terus disuruh duduk , ternyata itu kaya semacam renungan , bahas2 tentang orang tua, aku nangis deh , aku jadi keinget mamaku yang udah lama banget ga ketemu , aaaaaaa jadi KANGEN MAMA :'(
habis itu tidur deh , aduh dapet tidur pojok sendiri, badan lengket lengket , bauk , jadinya gak ngerasa dingin deh . baru 3 jam tidur , sangkernya udah pada teriak teriak "KAK, BANGUN KAK, SHOLAT ." ya ampun gak ngerti apa kalo capek banget , tapi emang sih sangker juga capek, katanya ampe ada yang ga tidur juga sih . kasian , tapi sebel juga. akhirnya sholat shubuh selesai, habis itu ngobrol2 didepan tenda, 2 orang ada yang disuruh mewakili ikut olahraga, habis itu beberapa menit kemudian , disuruh upacara apel pagi. semuanya harus ikut + harus pake sragam pramuka lengkap. buuseeet, cepet2 deh pake sragam , ya ampuun sragamnya bauknya gaenak banget , lengket. pengen tak bakar tu sragam . tapi mau gimana lagi, dari pada dihukum :|
habis upacara , cepet2 nyiapain buat lomba masak, aku seneng banget, hahaha yang masak aku, masak oseng oseng kentang, enak sih tapi ga menang, gapapalah yang penting udah bisa buktiin kalo aku juga bisa masak . hahahaha : D
terus ada lomba lomba yang lain , aku lupa apa aja, banyak lah pokoknya, habis itu siangnya ada lomba FKR (festival kesenian rakyat) tempatku FKRnya nari india, hahhaha , dan pas babak penyisihan menang deh masuk final. BERSAMBUNG .................